Sistem Kebut Semalam (SKS)

Sumber gambar : ayokuliah.id

Oleh : Adis Setiawan

Bulan ini saya merasa sibuk --merasa aja lho ya. Jadi begini, setelah pulang kerja pada malam harinya saya mencuci gallon air minum, dan setelah mencuci Gallon air minum saya lanjutkan untuk mengisi air minum isi ulang, agar besok pagi sudah siap untuk di antar ke pelanggan air minum oleh adik saya.

Dengan kesibukan itu, di tambah lagi sedang ada renovasi atap rumah --agak lama. Jadi, sering kalau sedang hujan ribet sendiri harus tutup barang-barang elektronik dan bersih-bersih runtuhan puing-puing atap yang hampir jatuh setiap hari.

Kesibukan Yang Menganggu

Punya keinginan untuk menulis di media online tetapi tak selesai-selesai --pagi sampai sore kerja, malam harinya cuci dan isi gallon air minum. Sebetulnya juga punya sebuah keinginan yaitu semua tulisan di media online karya saya mau tak satukan di buat Draf, rencananya mau saya upload ke akun academia.edu sebagai karya buku saya --sepertinya tidak pakai isbn sih. 

Di tambah lagi dengan tugas kuliah yang banyak akhirnya bingung  --salahnya saya tidak bisa atur waktu. Akhirnya tugas tersebut di buat dengan sistem kebut semalam (SKS), orang Timur kalau belum kejepit, belum berusaha bergerak. 

Akhirnya beberapa teman kumpul untuk ijtihad membuat Manhaj SKS, manhaj ini bukanya mengerjakan soal-soal di lembar jawaban justru kritis terhadap soal-soal tersebut. Misalnya, ada dimana kesalahan tanda baca, kita protes tanda baca salah penempatan, diksi kalimat pertanyaan, atau opini.

Saran Kedepan Untuk Soal

Bayangkan jika soal-soal pertanyaanya hanya model hafalan begitu, kami para penjawab dengan mudah cari cara agar cepat selesai tinggal cari jawaban aja di google. Lha bagaimana saya punya dua anak, pagi sampai sore kerja dan malam masih aktifitas untuk kedaulatan ekonomi di sambung juga sedang kuliah --mikir biaya kuliah. Setelah ujian justru di suruh jawab pertanyaan dengan awalan kata 'sebutkan' --ini jenis soal hafalan karena suruh sebutkan point-pointnya.

Jelas saja saya tidak hafal --mikir kedaulatan ekonomi keluarga juga. Dengan begitu akhirnya saya berbuat curang dengan cara nyontek di mbah google, yang penting di sebutkan saja --urusan paham atau belum tak jadi masalah. 

Kalau tidak dengan cara lain, saya membuat terobosan baru dengan mengumpulkan masa dan musyawarah membuat manhaj SKS ( siatem kebut semalam/ sistem kebut seadanya). 

Hafalan itu secara teori kongnitif berada pada jenjang usia di bawah 10 tahun, tentunya kita tahu banyak ulama kita hafal quran di bawah umur 10 Tahun. Kalau mau melihat sejarah ulama kita sudah hafal al-Qur'an dibawah 10 tahun. Kalau sudah tua begini suruh hafalan ambyar saya --mikir kebutuhan ekonomi dan bayar kuliah.

Adis Setiawan
Adis Setiawan Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan Islam di Universitas Islam An Nur Lampung. Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan IMM Bekasi Raya

Post a Comment for "Sistem Kebut Semalam (SKS)"